Minggu, 15 September 2019, Dewan Penggalang (DP) SMP N 3 Kedungbanteng adakan Gerak Bersih Lingkungan Sekolah.
Sekolah adalah lembaga atau tempat yang digunakan untuk mencari ilmu atau belajar. Dalam menopang aktivitas belajar agar lebih maksimal maka sebuah sekolahan itu harus benar-benar terjaga Kebersihannya.
Sadar akan hal itu dewan penggalang SMP N 3 Kedungbanteng mengadakan kegiatan bersih lingkungan sekolah.
Kegiatan ini, diikuti 55 Dewan Penggalang SMP N 3 Kedungbanteng, pembina dan pelatih pramuka. Ungkap Kak Puji Lestari S.Pd selaku pelatih pramuka.
Kegiatan dimulai dengan apel pembukaan, olahraga pagi kemudian dilanjut bersih lingkungan.
Dalam sambutannya, kak Puji menegaskan akan kesadaran Pramuka terhadap pentingnya peduli lingkungan, terutama sampah plastik.
“Satu anak didik minimal dalam sehari memproduksi 5-7 sampah plastik dari bungkus jajan, bayangkan jika 500 anak didik dalam satu sekolahan ini melakukan hal yg sama, kemudian bayangkan jika 500 anak didik di semua sekolah yg lain melakukan hal yang sama, berapa jumlah plastik yang kita produksi secara jamaah dalam satu hari?
Tegas pertanyaan beliau.
Setelah mendapat arahan dan pengetahuan pengelolaan tentang sampah plastik, Dewan Penggalang bahu membahu membersihkan lingkungan sekolah, mulai dari halaman, kebun, jalan raya sampai selokan dekat pangkalan.
“Harapanya, setelah kegiatan ini selesai adik adik mulai menciptakan sadar diri akan bahaya sampah plastik dan lebih bijak dalam penggunaan plastik ” imbuhnya
Siti Khotimah (30) warga Desa Melung kini mempunyai kesibukan baru. Akifitas dalam pembuatan sapu berbahan dasar glagah (Themeda villosa). Mulai dari pagi setelah mengerjakan tugas sebagai ibu rumah tangga hingga sore hari, dimanfaatkan untuk membuat sapu. Berbekal pengetahuan dari mengikuti pelatihan Siti mulai mempraktekkan pembuatan sapu setengah jadi. Ketrampilan yang dimiliki adalah hasil dari mengikuti pelatihan yang diadakan oleh Dinas Pertanian dan ketahanan pangan Kabupaten Banyumas.
Untuk bahan baku (glagah) Siti mendapat pasokan dari Dipertan. Tahap awal Siti mendapat pasokan bahan baku sebanyak 25,5 Kg. Dalam sehari Siti mampu membuat sapu sebanyak 30 buah, “Maklum masih dalam tahap belajar” kata Siti yang tetap sibuk mengikat helai glagah saat ditemui.
Dari bahan baku sebanyak 25,5 kg setelah melalui proses penimbangan, pemotongan dan pengikatan menjadi sapu sebanyak 147 buah. Sapu-sapu tersebut belum sepenuhnya jadi, karena belum ada gagangnya. Untuk tiap satu helai sapu Siti mendapat upah Rp. 500,-.
Bahan baku dan hasil produksi sementara masih dibantu oleh Dipertan Kabupaten Banyumas. Khususnya dalam pengiriman bahan baku maupun sapu-sapu yang sudah jadi.
Sebagai bentuk keseriusan dalam usahanya Siti mendapat target bahan baku harus selesai dalam satu minggu. Hal ini sebagai pemicu untuk keseriusan dan seberapa nyata dalam menekuni sebuah usaha.
Kedepan Siti berharap ada tetangga yang tertarik dalam usaha pembuatan sapu, sehingga dapat membuat kelompok di desanya. Disamping dalam pengedropan bahan baku tidak tanggung, dengan adanya kelompok minimal ada kegiatan untuk ibu-ibu rumah tangga.
Kegiatan pelatihan microsoft office yang diselenggarakan oleh mahasiswa Universitas Amikom Purwokerto dilaksanakan pada hari selasa, 3 September 2019 di Balai Desa Melung pukul 09.00 WIB hingga pukul 11.00 WIB. Pelatihan ini diikuti oleh perwakilan kader Desa Melung. Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada para kader dalam pengaplikasian program yang diberikan, karena pada umumnya program yang dilaksanakan dapat membantu meringankan kegiatan kerjanya.
Tujuan dari kegiatan pelatihan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan kader desa dalam membantu meringngankan kerjanya yang meliputi mengolah dan mengedit berkas-berkas penting yang berkaitan dengan program kerja dari para kader. Selain itu manfaat yang di dapat dari kegiatan pelatihan ini adalah kemudahan dalam kearsipan sehingga mampu melayani masyarakat secara lebih cepat dan tepat.
Kegiatan pelatihan tersebut dilakukan karena masih banyak para kader yang kurang memahami fungsi media Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Alasan mengapa perlunya pelatihan tersebut dikarenakan mayoritas para kader  yang kurangnya pengetahuan dan pendidikan terutama berbasis komputer dan tidak pernah mengenal komputer sebelumnya. Faktor penghambat dalam pelatihan ini adalah kurangnya rasa ingin tahu tentang hal baru mengenai perubahan dalam penyampaian materi ajar dalam pembelajaran.
Walaupun demikian, mahasiswa KKL tetap melaksanakan progam kerja pelatihan Microsoft Office untuk memberikan wawasan tentang kegunaan media komputer kepada para kader. Dan mahasiswa KKL juga menyediakan beberapa contoh dari media pembelajaran Microsoft Office apabila para kader menghendaki memakai media tersebut.
Kopilung atau singkatan dari Kopi Melung merupakan salah satu produk unggulan di Desa Melung. Berangkat dari adanya PKH (program keluarga harapan) yang merangkul ibu-ibu untuk mengolah kopi yang ada di Desa Melung.
Kopilung dicetuskan oleh Rohmat (Pembina PKH) Desa Melung, saat itu beliau mencoba menggali potensi yang ada di Desa Melung dan menemukan kopi yang mayoritas gampang ditemukan di lahan perkebunan dataran tinggi seperti Melung. Kopilung merupakan salah satu jenis kopi robusta yang sangat banyak diminati oleh pecinta kopi.
Pemasaran kopilung saat ini masih tradisional dengan menitipkan produk kopilung pada pusat oleh-oleh dan mengikuti pameran-pameran kopi di beberapa kota, seperti di Wonogiri yang akan dilakukan pada bulan September ini.
Dalam rangka kegiatan program KKL Mahasiswa Universitas Amikom Purwokerto tahun 2019 ini membantu mengembangkan pemasaran produk kopilung secara modern yaitu dengan memanfaatkan media internet (online) dan membuatkan video promosi kopilung. Tujuannya agar kopilung dapat dikenal hingga luar daerah dan pecinta kopi di luar daerah dapat menikmati kopilung tersebut. Inovasi kedapaannya adalah pembangunan tempat wisata kopi (Kebun Kopi).
Bangsa Indonesia diseluruh Nusantara hari ini memperingati Hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-74. Seperti juga halnya masyarakat Desa Melung juga turut serta memperingati Hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia dengan melaksanakan upacara bendera.
Peserta upacara adalah warga masyarakat Desa Melung, seluruh siswa SD Negeri Melung dan siswa SLTP Negri 3 Kedungbanteng. Disamping sebagai peserta, pasukan pengibar bendera berasal dari SLTP Negri 3 Kedungbanteng. Sementara inspektur upacara adalah Purwono, SPd Kepala SD Negri Melung .
Diawali dengan malam syukuran pada tanggal 16 Agustus yang dilaksanakan hampir di setiap RT. Acara ini dilakukan sebagai rasa syukur atas kemerdekaan Indonesia. Warga berkumpul melakukan do’a dan diakhiri dengan makan nasi tumpeng bersama.
Hari ini Sabtu (17/8) masyarakat Desa Melung berbondong-bondong datang kelapangan untuk mengikuti upacara bendera. Mereka datang secara bersama-sama dari masing-masing grumbul dengan membawa berbagai macam arak-arakan. Berbagai macam hasil kreasi dari masing-masing RT digotong oleh 4 (empat) orang. Hasil kerajinan dengan tema yang berbeda antara RT satu dan lainnya.
Tema kebudayaan mempertontonkan berbagai macam budaya yang ada. Seperti Rumah Adat Jawa, permainan anak-anak sejenis kitiran berbahan dasar daun kelapa, orang-orangan yang terbuat dari bambu dengan balutan kertas semen dan lain sebagainya. Kreatifitas masyarakat Desa Melung tentunya sudah tidak di ragukan lagi. Kalangan pemuda, remaja yang mengatasnamakan masing-masing komunitasnya mereka menampilkan ke khasan masing-masing yang tentunya dalam konteks melestarikan keafiran lokal. Tidak ketinggalan perangkat desa dengan mengenakan pakaian keki telah berjejer di samping balaidesa untuk menyambut mereka yang tengah arak-arakan menuju lapangan.
Peringatan HUT RI yang ke 74 ini dengan tema nasional SDM unggul Indonesia Maju. Desa Melung mencoba mengejawantahkannya dengan rangkaian peringatan HUT RI ini, diantaranya pada saat ini dalam upacara Kemerdekaan. Pemberdayaan masyarakat dengan kreatifitas dalam melestarikan kearifan lokal ini telah memberikan momentum yang tepat dalam menuju Indonesia Maju, sehingga konsep mbangun Desa Mbangun Indonesia ini telah di Mulai dari Desa Melung. Sumber Daya Manusia yang unggul tentunya tidak serta merta bagi mereka yang penuh dengan gadjet, tetapi bagi kami mereka lah yang mampu melestarikan kearifan lokal dengan sebaik-baiknya.
Sehingga satu kata yang terus ber ulang, MERDEKA… MERDEKA… MERDEKA…