+1 234 567 8

pemdes@melung.desa.id

Permohonan Online

Anda dapat mengajukan secara permohonan online

Produk Warga

Jelajahi produk lokal buatan dari para warga kami untuk Anda

Lapor/Aduan/Saran

Anda dapat melaporkan aduan dan memberi saran maupun kritik

Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat

Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat

Foto Dokumen Mufid Majnun

Berawal dari kepeduliaanya terhadap lingkungan Narwin ( 39 ) mengabdikan dirinya menjadi seorang relawan yang bergerak dalam bidang lingkungan. Berbagai macam kegiatan yang berhubungan dengan lingkungan dijalani tanpa pamrih. Semua yang dilakukan semata-mata karena keadaan, lokasi tempat tinggal yang berada di lereng Gunung Slamet bagian Selatan. Sebuah dataran pegunungan yang merupakan daerah penyangga tata air di Desa Melung khususnya dan Kabupaten Banyumas pada umumnya.

Selain sebagai daerah penyangga tata air, Gunung Slamet yang kaya akan sumber daya alam juga sebagai habitat beberapa satwa yang dilindungi seperti Elang Jawa, Owa Jawa, dan juga Rekrekan. Melihat begitu pentingnya sumber daya alam tersebut serta ketergantungan masyarakat Desa Melung khususnya maka dirasa sangat perlu untuk memperlakukan hutan dan sumber daya alam secara arif dan bijaksana agar hutan tetap lestari.

Pengabdiannya dalam mendampingi masyarakat dalam pengelolaan hutan dilakukan sejak tahun 2002 sampai sekarang. Maka tidaklah heran kemudia Narwin yang juga merupakan Kepala Dusun II di Desa Melung terpilih sebagai jura I PKSM di tingkat Kabupaten Banyumas, saat ini masuk nominasi di tingkat Propinsi. Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat (PKSM) adalah orang yang berjasa dalam melestarikan hutan dan lingkungan, secara swadaya menggerakkan serta memotivasi masyarakat serta berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembangunan kehutanan.

Dalam melakukan kegiatannya sebagai seorang relawan dalam bidang lingkungan Narwin kerap bekerjasama dengan berbagai lembaga baik dengan instansi pemerintah maupun lembaga non pemerintah. Bapeluh, Dinperhutbuntan dalam pelaksanaan Gerhan dan KBR, Dinakkan dalam bidang usaha ternak dan perikanan, Perhutani dalam pengelolaan hutan (LMDH), Universitas Jendral Sudirman dalam bidang ketrampilan masyarakat khususnya Pertanian Organik. Dalam bidang penghijauan lingkungan pernah juga bekerjasama dengan Universitas Terbuka (UT), Kanopi, seta Indonesia Power. Memotivasi kepedulian pelestarian sumber daya alam dan hutan serta kegiatan penghijauan bersama pelajar mulai dari SD, SLTP, SLTA dan juga perguruan tinggi.

Pengamatan dan monitoring satwa juga menjadi bagian kegiatan Narwin dalam upaya melestarikan lingkungan, bekerjasama dengan BKSDA dan Biodiversity Society yang rutin melakukan monitoring dan pengamatan di lereng selatan Gunung Slamet. Pelepasliaran Elang Jawa bersama dengan Suaka Elang.

Narwin berharap sangat berharap agar masyarakat di lingkungannya bertambah pengetahuan, ketrampilan dan sikap terhadap pengelolaan hutan yang akan berdampak pada kwalitas sumber daya alam, dan kemandirian masyarakat.

Loading

Paud Satria Jaya Desa Melung Raih Juara I

Paud Satria Jaya Desa Melung Raih Juara I

Foto Bersama Paud Satria Jaya

Melung 27 April 2015 – Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini (Himpaudi) Kecamatan Kedungbanteng menggelar lomba kreatifitas anak Paud. Lomba dengan tema Gebyar Paud Himpaudi ini dilaksanakan Rabu (22/4) di Aula Kantor Desa Beji Kecamatan Kedungbanteng. Kegiatan lomba-lomba tersebut diikuti oleh 18 (delapan belas) lembaga Paud.

Ada beberapa cabang lomba yang diikuti oleh ratusan anak Paud se-Kecamatan Kedungbanteng, antara lain memindahkan air ke dalam boto, lomba mewarnai, lomba memindahkan bola sesuai warna, bercerita dengan gambar, mencap dengan tangan dan gerak kreatifitas anak.

Kelompok Bermain Satria Jaya Desa Melung juga tak ketinggalan mengirimkan peserta dalam lomba-lomba tersebut. Kelompok Paud Satria Jaya Desa Melung hanya memiliki siswa sebanyak 16 (enam belas) orang siswa. Akan tetapi dari jumlah siswa tersebut mampu mengangkat dan mengharumkan nama Desa Melung.

Dari beberapa cabang perlombaan yang diperlombakan, Paud Satria jaya mampu meraih beberapa kejuaraan. Dalam lomba mewarnai Paud Satria Jaya meraih juara I atas nama Fajri Amruloh, sementara Rani Rianti meraih juara III. Masih dalam lomba yang sama juara harapan I dan harapan II juga diraih oleh Paud Satria Jaya.

Masih ada dua cabang perlombaan lagi yang diraih oleh Paud Satria Jaya, yaitu memindahkan air ke dalam botol mendapat juara harapan I, dan untuk lomba memindahkan bola sesuai warna meraih juara harapan II.

“Saya mengapresiasi kepada penyelenggara, kegiatan seperti ini penting dilakukan agar anak nantinya memiliki rasa percaya diri yang tinggi untuk membangun masa depan sesuai kemampuan,” kata Tri Astuti selaku Kepala sekolah Paud terpadu Satria Jaya Desa Melung.

Untuk itu, ia berharap kegiatan seperti ini akan dapat dilaksanakan secara rutin. Hal ini semata-mata untuk melatih kebernian dan mental anak dalam mengikuti perlombaan.

Loading

Kewajiban Pengantin Untuk Menanam

Kewajiban Pengantin Untuk Menanam

Pasangan Pengantin Sedang Menanam Bibit Cengkeh

Menanam pohon sama dengan menanam sebuah harapan agar tumbuhnya kehidupan yang lebih baik. Pohon menberikan manfaat baik secara materiil maupun spirituil. Menanam dan juga merawatnya berarti membuka jalan bagi berlangsungnya kehidupan sekaligus mencegah kehidupan tak berhenti.

Melalui sebuah kesepakatan yang tidak tertulis, masyarakat Desa Melung, Kecamatan Kedungbanteng menerapkan sebuah aturan menanam bagi pasangan pengantin yang baru melangsungkan pernikahan. Aturan yang tidak tertulis ini sebenarnya telah lama hidup dan berkembang dimasyarakat, tetapi kemudian seiring perkembangan jaman aturan tersebut mulai memudar.

Dulu menurut para sesepuh Desa Melung calon pengantin diwajibkan untuk membayar bibit pohon sebelum melakukan akad nikah. Tetapi seiring dengan perkembangan jaman tradisi tersebut yang sebenarnya sangat baik tersebut lambat laut mulai menghilang. Untuk menghidupkan kembali tradisi tersebut beberapa upaya pun dilakukan. 

Berangkat dari sebuah tradisi dan kebiasaan masyarakat dimasa dulu, kini melalui lembaga desa mencoba untuk menghidupkan kembali tradisi tersebut. Dalam prakteknya pada saat calon pengantin mendaftarkan ke desa, calon pengantin diwajibkan untuk membayar bibit pohon yang nominalnya sebesar Rp. 10.000,- (sepuluh ribu rupiah). Yang nantinya pohon tersebut akan ditanam setelah melakukan akad nikah. Adapun yang menyediakan bibit adalah Linmas (Perlindungan Masyarakat) atau Hansip. Jadi tugas Linmas disamping menjaga ketertiban dan keamanan juga membuat pembibitan untuk persediaan bibit pohon. Mengantar kerumah calon pengantin juga menjadi tugas Linmas dan memastikan bahwa pohon tersebut sudah ditanam.

Dengan adanya aturan tersebut masyarakat akan selalu diingatkan untuk menjaga dan melestarikan hutan. Karena secara geografis memang keberadaan Desa Melung berada di pinggir hutan. Kehidupan masyarakatpun sangat bergantung tehadap hutan, sehingga ketika masyarakat memiliki kesadaran tersebut masyarakat akan selalu menjaga agar hutan tetap lestari.

Loading

Mengenal Keanekaragamanhayati

Mengenal Keanekaragamanhayati

aktivitas saat lomba

Mengamati keanekaragaman hayati

Melung 8 Maret 2015, Komunitas Cendana mengadakan kegiatan pengenalan keanekaragam hayati terhadap anak-anak. Kegiatan yang bertemakan “Saba Alas Cendana Desa Melung” diikuti oleh 100 orang siswa dari SD N Melung dan SLTP N 3 Kedungbanteng. Peserta kegiatan ini dibagi dalam 10 kelompok dan melakukan penyusuran hutan di Desa Melung.

Sebuah pengenalan terhadap lingkungan, keanekaragamhayati serta potensi yang ada di Desa Melung. Kegiatan yang dikemas dalam game dan lomba ini diharapkan akan memberikan wawasan terhadap siswa dan lebih mencintai terhadap desa dan lingkungan, seperti dituturkan oleh Khoerudin selaku Kepala Desa Melung.

Disamping menyusuri hutan, juga diadakan game yang terbagi dalam 4 pos, pada pos pertama anak-anak diberi tugas mencatat 10 jenis pohon dan manfaatnya. Pada pos kedua menyebutkan jenis-jenis nama makanan tradisonal seperti ganyong, ubi kayu, gembili dan lain-lain.

Selanjutnya pada pos ketiga pengenalan terhadap satwa, pada pos ini panitia menyediakan binok, kemudian anak-anak disuruh mengamati dan mencatat apa yang dilihatnya. Terakhir pada pos keempat masing-masing kelompok menceritakan pengalaman dalam mengikuti kegiatan.

Loading

Kepedulian Masyarakat Terhadap Lingkungan

Kepedulian Masyarakat Terhadap Lingkungan

Melung 3 Maret 2015, Pemerintah Desa Melung pada hari Kamis (26/2) mengadakan musyawarah yang diadakan di Aula Widya Mandala Desa Melung. Dalam musyawarah yang dihadiri oleh tokoh-tokoh masyarakat Desa Melung dan juga seluruh lembaga desa membahas tentang kepedulian terhadap lingkungan.

Setelah diadakan musyawarah yang di moderatori oleh Agung Budi Satrio salah satu tokoh masyarakat menghasilkan beberapa catatan. Berikut adalah sebagian catatan hasil musyawarah masyarakat Desa Melung.

Loading