+1 234 567 8

pemdes@melung.desa.id

Permohonan Online

Anda dapat mengajukan secara permohonan online

Produk Warga

Jelajahi produk lokal buatan dari para warga kami untuk Anda

Lapor/Aduan/Saran

Anda dapat melaporkan aduan dan memberi saran maupun kritik

Budidaya Lebah Madu Di Desa Melung

Budidaya Lebah Madu Di Desa Melung

http://melung.desa.id

Proses Pemanenan Madu

Melung 16 Agustus 2015. Budidaya lebah madu di Desa Melung telah menunjukkan kemajuan yang cukup signifikan. Hal ini dibuktikan dengan adanya kelompok budidaya lebah madu yang beranggotakan7 (tujuh) anggota, Darkam adalah salah satu anggotanya. Beliau pernah menjual hingga 40 botol madu dalam satu hari pada saat acara EXPO di Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Jawa Tengah.

Darkam sendiri sudah mulai terjun dalam usaha budidaya lebah madu kurang lebih selama 30 tahun sejak tahun 1980an. Lebah yang dibudidayakan oleh beliau ada bermacam-macam jenis. Diantaranya adalah lebah hutan lokal dan lebah klanceng, yang masa panen madunya sendiri juga berbeda untuk masing-masing jenisnya. Begitu juga dengan jenis madu dan harga dari madunya sendiri, seperti madu yang dihasilkan oleh lebah klanceng yang biasanya di jual seharga kurang lebih Rp 100.000,00/ 200 ml. Madu lebah klanceng tersebut adalah salah satu madu dengan kualitas yang baik dengan harga yang lebih mahal dibandingkan dengan madu yang dihasilkan lebah hutan lokal.

Mahasiswa KKN Tematik PPM UNSOED Pertanian Terpadu diberikan kesempatan untuk mengikuti kegiatan Darkam melihat proses dan hasil panen madu yang dimiliki oleh salah satu anggota kelompok budidaya lebah madu di Melung, yaitu Muji di RT 04/ RW 01. Muji adalah pemula di bidang budidaya lebah madu, sehingga untuk proses pemanenan madu dibantu oleh Darkam yang lebih berpengalaman di bidang ini.

Di Desa Melung, tidak hanya Darkam dan Muji, tetapi ada Sunar di RW 04 juga membudidayakan lebah madu walaupun hanya untuk pekerjaan sampingan saja. Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh mahasiswa KKN PPM UNSOED Pertanian Terpadu, Sunar membudidayakan lebah madu jenis lebah klanceng. Budidaya lebah madu di Desa Melung untuk medianya menggunakan kotak yang terbuat dari papan yang dinilai lebih praktis.

Semoga potensi budidaya lebah di Desa Melung berkembang dan pemasaran semakin luas. Adanya lebah ini diharapkan akan menjadi salah satu produk Desa Melung yang dapat meningkatkan perekonomian.

Maju Terus Budidaya Lebah Madu Melung..!!!

Penulis: Anisa Kartini dan Ulin Nuha F.U.

Loading

Rencana Nonton Bareng Masyarakat Desa Melung

Rencana Nonton Bareng Masyarakat Desa Melung

Pemerintah Desa Melung akan mengadakan acara diskusi tentang makna kemerdekaan. Acara ini akan dilaksankan pada hari Sabtu (15/8) di Aula Widya Mandala Desa Melung. Dalam diskusi santai ini juga akan diselingi dengan pemutaran film dokumenter (Asadessa) sebagai hiburan yang sekaligus dapat memotivasi masyarakat dalam membangun desa.

Kegiatan ini bertujuan untuk menghibur dan menambah wawasan dan perangsang bagi masyarakat dalam berdiskusi. Adapun topik diskusi adalah seputar persoalan yang ada di desa, baik persoalan sosial, budaya maupun persoalan lainnya.

Acara ini juga sebagai refleksi peran serta masyarakat dalam memberikan sumbangsih terhadap kemajuan bangsa dan negara pada umumnya dan desa pada khususnya. Pemanfaatan ilmu dan teknologi juga menjadi salah satu agenda topik persoalan yang akan menjadi bahan diskusi. Dalam acara diskusi nantinya peserta akan dibagi dalam beberapa kelompok. Hasil diskusi akan menjadi refrensensi dan rekomendasi bagi pemerintah desa, dalam mengemban amanah masyarakat desa.

Dalam rangka memperingati hari kemerdekaan kemerdekaan Republik Indonesia Pemerintah Desa Melung bekerjasama dengan KKN Tematik Unsoed mengadakan kegiatan jalan sehat pada hari Minggu (16/8), serta disediakaan beberapa hadiah menarik.

Loading

Persiapan Pengelolaan Hutan melalui Reforma Agraria

Persiapan Pengelolaan Hutan melalui Reforma Agraria

Diskusi warga pengelolaan hutan desaMelung 11 Agustus 2015, Sekitar 80 anggota lembaga masyarakat desa hutan (LMDH) Pager Gunung Desa Melung berkumpul di Aula Widya Mandala. Mereka berkumpul untuk membicarakan dan mengikuti sosialisasi yang sangat penting untuk tercapainya kedaulatan pangan, yaitu reforma agraria. Kegiatan ini menindaklanjuti acara “Road Show Konsepsi Reforma Agraria Kehutanan melalui Hak Pengelolaan Desa” yang diadakan oleh Yayasan Gedhe Nusantara di Tambaknegara pada 30 Juli 2015.

Sosialisasi yang melibatkan anggota LMDH Pager Gunung ini membahas konsep pelaksanaan Inventarisasi, Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah (IP4T). Sementara Desa Melung memiliki petak pangkuan hutan negara dengan luas 318 Ha. Dengan luasan tersebut selama ini dikelola oleh Perum Perhutani. Dengan adanya isu bahwa pengelolaan hutan akan dilimpahkan ke desa maka banyak hal yang harus dipersiapkan.

Dalam musyawarah tersebut disepakati untuk membentuk sebuah tim yang nantinya akan melaksanakan persiapan pengelolaan hutan. Persiapan tersebut meliputi inventarisasi potensi hutan seperti tanaman, sumber mata air, satwa dan juga batas-batas hutan.

Persoalan bahwa pada saat sekarang banyak anggota yang sudah mengelola lahan, juga menjadi bagian yang harus segera diselesaikan. Persoalan ini lebih kepada pengelolaan (luas) lahan garapan, yang pada saat ber-PHBM (pengelolaan hutan bersama masyarakat) belum diatur adanya luas lahan garapan.  Selain itu lahan milik warga juga tidak kalah penting untuk dikelola menjadi kawasan yang dapat meningkatkan nilai tambah.

Diskusi pengelolaan hutan desaMenurut Narwin salah satu anggota LMDH Pager Gunung yang juga peraih penghargaan sebagai PKSM (Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat) tingkat Kabupaten Banyumas menyatakan bahwa fungsi hutan harus tetap terjaga dan lestari mengingat Desa Melung sebagai kawasan resapan air dan banyaknya satwa yang dilindungi berada di kawasan hutan sekitar desa.

Setelah melalui proses pemilihan terbentuklah sebuah tim yang nantinya akan menyusun konsep pengelolaan hutan yang akan mementingkan kesejahteraan warga. 

Loading

Pelaksanaan Rehab Jembatan Dana Bantuan Gubernur 2015

Pelaksanaan Rehab Jembatan Dana Bantuan Gubernur 2015

Pelaksanaan rehab Jembatan Kali Manggis, Desa Melung Kecamtan Kedungbanteng

Melung 5 Agustus 2015, Pemerintah Desa Melung menerima bantuan keuangan dari Pemerintah Daerah Jawa Tengah sebesar Rp. 50.000.000,- (Lima Puluh Juta Rupiah). Dana bantuan tersebut dipergunakan untuk pembangunan rehab Jembatan Kali Manggis salah satu jembatan yang ada di Desa Melung Kecamatan Kedungbanteng, Banyumas. Sebuah jembatan yang menghubungkan dua grumbul yaitu Salarendeng dan Melung.  Jembatan dengan lebar 3,5 meter dan panjang 12 meter dengan ketinggian dari sungai sekitar 7 meter, dibangun pada tahun 1999 dengan menggunakan bahan dasar lapisan plat besi yang diatasnya dikasih papan kayu.

Untuk pengamanan di kiri kanannya dipasang pipa besi, akan tetapi pipa besi tersebut hilang diambil oleh orang yang tidak bertanggungjawab. Sementara kondisi antar ujung jembatan sudah tidak rata, karena sebagian tanahnya amblas.

Disamping sebagai penghubung antar dua grumbul jembatan Kali Manggis juga sebagai akses masyarakat baik menuju ke sawah maupun ladang. Mengingat usia bangunan yang sudah berumur puluhan tahun maka banyak kayu yang lapuk dan berlubang.

Dalam pelaksanaan kegiatan rehab jembatan di samping mengandalkan dana bantuan gubernur, masyarakat terutama dari dua grumbul tersebut berswadaya. Bentuk swadaya masyarakat berupa swadaya dalam pekerjaan urugan tanah dan pengecoran. Pekerjaan pengangkutan material juga dilakukan secara swadaya, mengingat jarak antara jalan raya dan jembatan lumayan jauh dan belum bisa dilalui mobil karena sangat curam. Pekerjaan bangunan ini diperkirakan akan selesai dalam waktu 3 minggu (21 hari). 

Loading

Penyambutan Mahasiswa KKN Unsoed Purwokerto di Desa Melung

Penyambutan Mahasiswa KKN Unsoed Purwokerto di Desa Melung

Kuliah Kerja Nyata (KKN) Unsoed Purwokerto

Selasa, 28 Juli 2015 mahasiswa Universitas dari berbagai fakultas telah datang di Desa Melung dalam program Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) periode bulan Juli-Agustus 2015. Tahun ini Unsoed mengirimkan 2 kelompok KKN-PPM yaitu bidang Pertanian Terpadu dan Perikanan dengan jumlah total mahasiswa 34 mahasiswa. Penyambutan mahasiswa unsoed dilaksanakan di aula Desa Melung dan langsung disambut hangat oleh Khaerudin S.Sos selaku kepala Desa Melung beserta perangkatnya.  Mahasiswa yang didampingi oleh Indah Widyarini S.P., M.Sc. selaku DPL (Dosen Pembimbing Lapang) dalam sambutannya beliau berharap mahasiswa melalui program KKN ini dapat meningkatkan dan menggali potensi yang ada di Desa Melung serta.

Peran aktif masyarakat dan kontribusi mahasiswa menjadi faktor penentu utama indikator keberhasilan dari setiap program yang dicanangkan. Melihat potensi yang ada mahasiswa dapat mengimplementasikan ilmu yang diperoleh dibangku kuliah yang bermanfaat bagi masyarakat khususnya di Desa Melung. Potensi dibidang pertanian menjadikan desa Melung mendapat sorotan utama. Program kerja pertanian terpadu mengutamakan kesejahteraan masyarakat melalui penerapan Pertanian yang berbasis kearifan lokal dan keberlanjutan dimasa mendatang.

Salah satu program tersebut yaitu penerapan sayuran organik yang dapat meningkatkan mutu dan kualitas serta harga jual yang yang tinggi. Potensi lain yang akan digali yaitu penderes nirah (pembuat gula kelapa) yang secara tersirat ternyata terdapat di Desa Melung. Pengolahan gula kelapa cetak diusahakan masyarakat dapat beralih ke gula kristal yang memiliki harga lebih tinggi. Penderes akan diberi pelatihan dan bimbingan serta penyaluran produk yang berkaitan dengan pemasaran dan pembentukan kelompok penderes.

Bidang perikanan tak luput dari pandangan luar terhadap Desa Melung, kelompok KKN-PPM Bidang Perikanan akan menggali potensi yang dimiliki seperti penerapan kolam terpal pada budidaya ikan dan perbaikan saluran air. Terdapat program lain tiap kelompok baik Pertanian Terpadu dan Perikanan yang akan diberikan kepada masyarakat. semoga dengan adanya KKN-PPM tahun 2015 dapat meningkatkan potensi, kemampuan dan penghasilan masyarakat Desa Melung.

Penulis : Rizqi Firmansyah

Loading