Praktek Pembuatan Pupuk Kompos oleh Mahasiswa KKN Unsoed
Melung 17 Agustus 2015, Saat ini pemanfaatan limbah pertanian dan peternakan sangat minim dilakukan. Banyak limbah pertanian dan peternakan terbuang sia-sia. Penerapan sistem pertanian organik memiliki kelemahan antara lain terbatasnya ketersediaan unsur hara untuk tanaman dan minimnya mikoorganisme antagonis. Karenanya perlu adanya edukasi guna memberitahukan perihal pemanfaatan limbah pertanian dan peternakan untuk mendukung budidaya pertanian. Desa Melung terkenal dengan produksi sayuran organik. Dalam rangka meningkatkan kualitas budidaya sayuran organik, tim KKN Pertanian Terpadu UNSOED melakukan demonstrasi pembuatan media tanam baru yaitu Tricho kompos. Dalam acara yang dilaksanakan pada tanggal 08 Agustus 2015, masyarakat Desa Melung diajarkan bagaimana membuat media tanam Tricho kompos dengan memanfaatkan jamur antagonis Trichoderma sp dan pupuk So Kontan Lq.
Praktek diawali dengan memberi pengetahuan bagaimana memperbanyak Trichoderma sp. menggunakan jagung pecah dan beras pecah. Kemudian dilanjutkan dengan pemanfaatan jamur Trichoderma sp. yaitu dengan pemuatan media tanam Tricho kompos. Pembuatan Tricho kompos dapat memanfaatkan limbah kotoran ternak dan rerumputan yang mengganggu tanaman atau seresah tanaman lainnya. Respon dari warga cukup antusias ketika melihat praktek pembuatan Tricho kompos. Warga umumnya sudah menanam polybag sayuran di depan rumah mereka. Media tanam yang digunakan adalah campuran pupuk kandang dan tanah.
Harapan dari adanya praktik pembuatan Tricho kompos adalah meningkatkan hasil budidaya melalui persediaan unsur hara yang mencukupi bagi kelangsungan hidup tanaman. Selain itu, dengan penerapan media tanam Tricho kompos meminimalisir kerusakan bagian tanaman akibat serangan hama dan penyakit. Pemanfaatan limbah pertanian dan peternakan menjadikan penerapan Tricho kompos sebagai media tanam, dapat menjaga kelestarian lingkungan khususnya di desa Melung.
Penulis : Shaoma Rian Prasetyo